
Perubahan dalam Proses Rekrutmen untuk Mencari Kandidat yang Tepat
Dalam dunia kerja yang terus berubah, proses rekrutmen juga perlu mengikuti tren tersebut. Dengan semakin banyaknya generasi milenial yang masuk ke pasar kerja, perusahaan harus memperbarui cara mereka merekrut karyawan agar bisa menemukan individu yang tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga sesuai dengan budaya dan nilai perusahaan.
Menurut riset Deloitte, rata-rata generasi milenial hanya bertahan sekitar 2,8 tahun dalam satu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu lebih memahami motivasi, etos kerja, dan kompatibilitas kandidat. Sebagai seseorang yang sudah melalui banyak wawancara, saya menyadari bahwa pertanyaan yang tepat bisa membuat proses wawancara lebih bermakna dan membantu mengungkap sisi-sisi penting dari seorang kandidat.
Berikut adalah tujuh pertanyaan wawancara yang dapat membantu HR dan rekruter menemukan kandidat dengan semangat dan dedikasi tinggi:
1. Apa yang Biasanya Kamu Lakukan di Waktu Luang?
Pertanyaan ini bisa menjadi pembuka percakapan dan membantu mengenali kepribadian kandidat di luar pekerjaan. Jawaban yang diberikan bisa menunjukkan apakah mereka aktif secara sosial, memiliki hobi kreatif, atau suka berpartisipasi dalam kegiatan komunitas. Milenial sangat menghargai keaslian, dan dari jawaban ini, percakapan lebih dalam bisa dimulai.
2. Apa yang Akan Kamu Lakukan Jika Mendapat Uang Rp15 Juta Secara Cuma-Cuma?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui cara kandidat memperlakukan uang dan merespons peluang. Cara seseorang merespons uang bisa mencerminkan prioritas hidup, kedewasaan finansial, hingga kreativitas. Ini bisa menjadi indikator karakter mereka, terutama jika posisi yang dilamar berkaitan dengan penjualan atau pengelolaan dana.
3. Lingkungan Kerja Seperti Apa yang Paling Membuatmu Produktif?
Pertanyaan ini membantu menilai kecocokan kandidat dengan suasana kerja yang ditawarkan. Tidak semua orang cocok bekerja di lingkungan yang bising dan dinamis. Dengan pertanyaan ini, perusahaan bisa menghindari miskomunikasi sejak awal dan menciptakan tim yang selaras dengan budaya kerja perusahaan.
4. Ceritakan Saat Kamu Menghadapi Tantangan Besar di Tempat Kerja. Apa Kamu Berhasil atau Gagal?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kandidat menghadapi tekanan dan belajar dari pengalaman. Apakah mereka belajar dari kegagalan atau justru menyalahkan orang lain? Generasi milenial dikenal tangguh karena banyak melalui masa-masa sulit secara ekonomi. Cara mereka menghadapi tantangan bisa menjadi indikator penting ketahanan kerja dan profesionalisme.
5. Apa Tiga Ide atau Kontribusi yang Akan Kamu Bawa ke Posisi Ini?
Pertanyaan ini melihat inisiatif kandidat dan apakah mereka cenderung proaktif atau pasif. Banyak milenial ingin membuat dampak positif di tempat kerja, bahkan sejak awal bergabung. Pertanyaan ini membuka ruang untuk menilai sejauh mana kandidat punya pola pikir berkembang dan dorongan untuk berkontribusi lebih.
6. Apa yang Paling Membuatmu Tertarik dengan Posisi Ini?
Pertanyaan ini membantu menggali motivasi sebenarnya di balik lamaran kerja mereka. Jawaban dari pertanyaan ini sering kali menunjukkan apakah pelamar hanya butuh pekerjaan, atau benar-benar bersemangat dan merasa cocok dengan peran yang ditawarkan.
7. Apa Hal Positif atau Negatif yang Kamu Perhatikan dari Perusahaan Ini?
Pertanyaan ini membuka ruang bagi masukan yang jujur dan membangun dari kandidat. Transparansi adalah salah satu nilai penting bagi milenial. Jika perusahaan ingin berkembang, mereka juga harus siap mendengar kritik membangun dari luar. Kandidat yang jeli melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan bisa jadi aset berharga.
Setiap individu, terlepas dari generasi mana pun, membawa pengalaman, aspirasi, dan pendekatan kerja yang unik. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam dan relevan seperti ini, proses rekrutmen bisa menjadi lebih efektif, manusiawi, dan mengarah pada hubungan kerja jangka panjang yang sehat dan saling menguntungkan.
Komentar
Posting Komentar