
Penembakan Nelayan di Perairan Palembang: Fakta dan Peristiwa yang Terungkap
Peristiwa penembakan terhadap nelayan di perairan Palembang kini telah mengundang banyak perhatian dari masyarakat. Dalam kejadian ini, anggota TNI AL menembak nelayan menggunakan peluru karet setelah menduga adanya aktivitas ilegal. Berikut adalah kronologi lengkap dari peristiwa tersebut.
Kronologi dari Perspektif TNI AL
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul menjelaskan bahwa kejadian berawal pada 12 Juli 2025 sekitar pukul 12.45 WIB ketika KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378) sedang melakukan patroli di sekitar Perairan Tenggara Tanjung Jabung. Saat itu, kapal tersebut melihat kontak di radar dan AIS dengan nama TB Karya Pasific 2229 yang membawa kapal tongkang TK. Pasific Star 8615 dengan muatan batubara.
Selain itu, terlihat tiga kapal nelayan kecil sedang menambatkan tali di buritan Tongkang, sehingga diduga adanya tindak ilegal. KRI SSA-378 kemudian melakukan pengejaran terhadap dua kapal nelayan yang tidak kooperatif yaitu KM Aqshal dan KM Aqshal 2.
Tim patroli memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI dengan menggunakan pengeras suara, namun KM Aqshal menambah kecepatan dan mencoba menabrak KRI. Selanjutnya, KRI SSA-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa, tetapi KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut.
Sementara itu, KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan. KRI SSA-378 kemudian menerjunkan tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) 1 untuk pengejaran dan penangkapan. Tim VBSS 1 melepaskan tembakan peringatan namun KM Aqshal 2 mencoba menabrakkan kapalnya.
Setelah itu, tim VBSS 2 melaksanakan Jarkaplid terhadap kapal terdekat yaitu KM Aqshal dengan melepaskan 15 butir peluru karet. KM Aqshal berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI, dengan kondisi ABK 4 personel di mana 3 ABK terkena peluru karet dan mengalami luka ringan.
Versi Nelayan
Dari sisi nelayan, Kapten kapal pompong Rusdianto mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13:00 WIB. Kejadian berawal ketika Rusdianto bersama delapan orang lainnya menjaring ikan di perairan laut Birik. Saat itu, Rusdianto satu kapal bersama korban bernama Yogi. Selain itu, ada juga tiga orang lainnya bernama Adi (28), Iyan (20), dan Bayu (20).
Sedangkan di kapal satu lagi terdapat empat orang yakni kapten kapal Ishak, beserta tiga ABK yakni Ipin, Ipal, dan Kandar. Kapal tersebut kemudian melintas berpapasan dan balik arah. Melihat kapal tersebut mendekat, Rusdianto bersama anak buahnya kemudian menjauh dari kapal tersebut. Namun kapal tersebut tetap mengejar dan akhirnya menurunkan sebuah perahu karet berisi sekitar delapan orang berpakaian loreng.
Tiba-tiba kapal besar itu menurunkan speedboat karet, isinya delapan orang pakai baju seragam loreng. Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami. Yogi yang saat itu sedang memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan, terkena tembakan di bagian leher tepatnya di bawah jakun.
Kondisi Korban
Yogi (26) yang merupakan nelayan asal Sungai Benar RT 1 RW 1 Sungsang Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumsel telah membaik. Saat ini Yogi sedang dirawat di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang untuk mendapatkan penanganan usai terkena tembakan di bagian lehernya. Pelurunya sudah dikeluarkan lewat operasi yang dilakukan pihak rumah sakit. Ayah Yogi, Darmawan (47), mengatakan anaknya sudah mulai sadar tapi belum bisa diajak komunikasi. Ia berharap aparat kepolisian dan pihak berwajib dapat mengusut peristiwa tersebut.
Komentar
Posting Komentar