Aulia Deas Bicara Kesehatan Mental dan Sistem Dukungan

Featured Image

Kesehatan Mental dan Peran Film Bertaut Rindu dalam Membuka Diskusi

Sebagai aktris, Aulia Deas tidak hanya melihat film Bertaut Rindu sebagai proyek profesional, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menyuarakan isu yang sangat ia cintai. Ia menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah topik penting yang sebelumnya jarang dibahas secara terbuka, namun kini semakin mendapat perhatian. Dalam wawancara, Aulia mengungkapkan rasa sedihnya karena isu ini baru mulai diangkat dalam beberapa tahun terakhir.

Bagi Aulia, kesehatan mental bukanlah hal yang bisa diabaikan. Ia mengingat masa kecilnya yang minim edukasi tentang topik ini, berbeda dengan sekarang yang lebih terbuka, terutama lewat media sosial. Meski banyak konten yang menyentuh isu ini dibungkus dalam bentuk humor atau candaan, Aulia melihat sisi positifnya. Menurutnya, pendekatan seperti itu justru bisa membuat orang merasa tidak sendirian. “Ternyata ada juga orang lain yang punya perasaan sama,” katanya.

Film Bertaut Rindu yang disutradai oleh Rako Prijanto mengangkat isu kesehatan mental sebagai tema utamanya. Aulia berharap film ini bisa membuka ruang diskusi di antara penonton, terutama anak muda, tentang pentingnya mengenali emosi dan tidak takut untuk mencari bantuan profesional. “Kalau bisa aku kasih pesan, jangan sampai takut untuk mencari pertolongan pihak professional,” tambahnya.

Support System: Dari Pasangan hingga Sang Adik

Di tengah aktivitasnya sebagai aktris, Aulia Deas merasa support system adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mentalnya. Ketika ditanya siapa sosok terdekat yang paling mendukungnya, ia menyebut pasangan dan adiknya. Yang mengejutkan, justru sang adik yang lebih muda empat tahun menjadi tempatnya berbagi banyak hal. Meski kadang hanya memberi komentar ringan, ucapan itu sering membantu Aulia melihat situasi dengan cara yang lebih tenang. “Anehnya, dari obrolan sepele itu juga berpengaruh ke keputusan-keputusan besar dalam hidup aku,” ungkapnya.

Menurut Aulia, sang adik sering kali mampu menenangkannya saat ia berada dalam kondisi panik atau dilanda kekecewaan. Selain adiknya, Aulia juga mendapatkan dukungan dari anggota keluarga lainnya serta sahabat-sahabat terdekatnya. Namun, komunikasi dengan orang tua kadang tak semudah itu. Ia merasa adaya jarak generasi membuat beberapa topik jadi sulit dibicarakan. “Hal sederhana bisa jadi ribet,” ungkap Aulia.

Meski begitu, Aulia menyadari bahwa orang tua pun bisa membawa luka masa lalu yang belum selesai. Karena itu, ia percaya pentingnya membangun komunikasi dua arah, serta menyadari bahwa anak muda punya peran besar untuk menghentikan siklus trauma yang diwariskan. Itu juga yang menjadi pesan dalam film Bertaut Rindu.

Tidak Ragu Ambil Peran di Bertaut Rindu

Berperan dalam film ini adalah pilihan yang langsung Aulia ambil tanpa ragu. “Kayaknya aneh gitu kalau sudah dapat kesempatan emas di atas meja, terus enggak diambil,” katanya, merujuk pada kualitas tim produksi dan sutradara Rako Prijanto. Ia menyebut proses syuting sebagai pengalaman yang menyenangkan dan penuh pembelajaran, apalagi karena tema film sangat dekat dengan keseharian remaja dan keluarga.

Bagi Aulia, Bertaut Rindu juga menjadi ruang berekspresi yang punya kedalaman emosional. Ia merasa terhubung dengan naskahnya sejak pertama kali membaca sinopsis, dan langsung yakin bahwa proyek ini layak untuk dijalani. “Dari awal baca, aku udah ngerasa film ini punya kualitas dan makna yang kuat,” ujarnya. Dukungan dari tim produksi yang solid serta kepercayaan sutradara membuatnya semakin yakin untuk total dalam memerankan karakter yang ia bawa.

Komentar