
Bahaya Pewarna Pakaian untuk Ibu Hamil
Kehamilan sering kali dianggap sebagai masa yang penuh harapan, namun ternyata juga membawa risiko yang tidak terduga. Salah satunya adalah meningkatnya risiko diabetes gestasional pada ibu hamil, khususnya jika mereka terpapar bahan kimia tertentu seperti pewarna pakaian. Apakah benar hal ini bisa terjadi? Mari kita lihat lebih dalam.
Penelitian Menemukan Hubungan Antara Pewarna Pakaian dan Diabetes Gestasional
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar pewarna pakaian berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional, terutama jika mereka sedang mengandung bayi laki-laki. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal The Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology dan menjadi yang pertama menghubungkan o-anisidina, sebuah zat kimia amina aromatik yang umum digunakan dalam pewarna pakaian, dengan kondisi tersebut.
Di AS, sekitar 8 persen perempuan hamil setiap tahunnya mengalami diabetes gestasional. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk bayi lahir dengan berat badan berlebih, gula darah rendah, obesitas, atau bahkan diabetes. Risiko ini memperkuat pentingnya penanganan dini dan pencegahan.
Bahan Kimia Lain yang Juga Berpotensi Memicu Diabetes Gestasional
Selain o-anisidina, peneliti juga menemukan bahwa melamin, bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan peralatan makan plastik, juga berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes gestasional. Hal ini menunjukkan bahwa paparan bahan kimia tidak hanya terjadi dari satu sumber saja.
Studi ini juga mengeksplorasi hubungan antara stres, diskriminasi, dan paparan bahan kimia. Ditemukan bahwa perempuan yang mengalami stres atau diskriminasi memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes selama kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan psikologis juga turut memengaruhi kesehatan ibu hamil.
Pengujian Urine pada 607 Perempuan Hamil
Para peneliti melakukan pengujian urine pada 607 perempuan hamil, di mana 90 di antaranya mengalami diabetes gestasional. Dari hasil uji tersebut, ditemukan delapan senyawa kimia dalam sekitar 65 persen sampel, termasuk o-anisidina, asam sianurat, dan melamin. Senyawa-senyawa ini ditemukan dalam pakaian, pewarna rambut, pestisida, produk karet, dan asap tembakau.
Temuan terpenting adalah bahwa perempuan yang mengandung janin laki-laki memiliki kadar o-anisidina yang lebih tinggi, yang dikaitkan dengan peningkatan kasus diabetes gestasional sebesar 18 persen. Sementara itu, melamin dan senyawa pengurai melamin dikaitkan dengan peningkatan sebesar 8 persen.
Mekanisme Potensial yang Terlibat
Meskipun belum sepenuhnya jelas bagaimana senyawa tersebut memicu diabetes gestasional, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa melamin dan amina aromatik dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, kerusakan sel, serta gangguan hormon yang semua bisa memengaruhi resistensi insulin. Selain itu, paparan bahan kimia ini juga berpotensi membahayakan bayi, termasuk risiko masalah perkembangan dan reproduksi, serta kanker.
Bagaimana Mengurangi Paparan Bahan Kimia?
Emily Lasher, penulis utama studi, menyarankan agar ibu hamil mencuci pakaian baru sebelum menggunakannya dan memilih pakaian yang telah diuji untuk mengandung pewarna azo (termasuk o-anisidina). Ia juga menyarankan untuk menghindari pakaian murah dan berwarna cerah, yang kemungkinan besar mengandung bahan kimia berbahaya.
FDA sendiri sudah memberikan panduan tentang penggunaan melamin dalam peralatan makan, meskipun bahan ini tidak diperbolehkan ditambahkan ke makanan atau pakan ternak. Namun, FDA menegaskan bahwa paparan melamin dari peralatan makan biasanya tidak berbahaya kecuali jika dipanaskan hingga suhu ekstrem.
Kesimpulan
Penelitian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan paparan bahan kimia yang bisa terjadi sehari-hari, termasuk dari pakaian dan peralatan rumah tangga. Dengan semakin banyaknya bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi ibu hamil untuk lebih waspada dan memilih produk yang aman. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko diabetes gestasional dan efek buruk lainnya bisa diminimalkan.
Komentar
Posting Komentar