
Bursa Efek Indonesia Sementara Berhentikan Perdagangan Saham PT Krakatau Steel
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil kebijakan untuk memberhentikan sementara atau melakukan suspensi perdagangan saham emiten pelat merah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Keputusan ini mulai berlaku sejak sesi pertama perdagangan saham hari ini, Senin (7/7).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menjelaskan bahwa suspensi saham dilakukan karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham KRAS. Langkah ini diambil sebagai bentuk perlindungan bagi para investor.
“Sebagai bentuk perlindungan bagi investor,” kata Yulianto dalam keterangan resmi yang dikeluarkan BEI. Menurutnya, BEI perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham KRAS di pasar reguler dan pasar tunai. Suspensi akan berlangsung hingga ada pengumuman selanjutnya dari bursa.
BEI juga mengimbau kepada pihak-pihak yang terkait untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan. Hal ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan dapat mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasi mereka.
Harga saham KRAS sempat naik 44 poin atau 16,30% ke level 314 pada perdagangan Jumat (4/7). Dalam sepekan terakhir, harga sahamnya melejit 27,64% atau 68 poin, sedangkan dalam sebulan terakhir, harga sahamnya melonjak lebih dari 121%. Sejak awal tahun ini, harga saham KRAS telah naik sebesar 210,89%.
Sebelumnya, BEI juga pernah melakukan suspensi terhadap saham KRAS pada 1 Juli lalu. Tujuan dari penghentian perdagangan tersebut adalah memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang tersedia. Setelah itu, perdagangan saham KRAS kembali dibuka pada hari berikutnya.
Krakatau Steel Siapkan Lahan untuk Investasi Strategis
PT Krakatau Steel Tbk dan Grup Krakatau Steel saat ini tengah menyiapkan lahan lebih dari 500 hektare di Kawasan Industri Krakatau, Cilegon, Banten. Lahan ini akan digunakan untuk mendukung investasi strategis di sektor industri baja.
Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, menjelaskan bahwa penyediaan lahan ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan Delong Steel Group. “Kami tidak hanya membangun pabrik, tetapi juga bertujuan membangun ekosistem industri baja nasional yang lebih kuat dan berdaya saing global,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Langkah ini menandai langkah monumental dalam upaya pengembangan industri baja generasi baru di Indonesia. Proses ini dimulai pada Mei 2025 ketika tim perwakilan Krakatau Steel melakukan kunjungan ke Delong Steel Group di China dan menandatangani MoU pengadaan bahan baku serta potensi kerja sama lainnya.
Penandatanganan MoU antara kedua perusahaan juga disaksikan oleh Mr. Ding Liguo, chairman of Shanghai Delong Steel Group. Fokus utama dari kerja sama ini adalah pembangunan Pabrik Baja Terpadu dengan kapasitas produksi mencapai 3 juta ton per tahun.
Negosiasi bisnis antara kedua pihak kini tengah berjalan intensif. Investasi ini diperkirakan akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, memberikan dampak positif berganda bagi perekonomian nasional, meningkatkan nilai tambah produk industri, hingga memperkuat neraca perdagangan.
Akbar mengatakan bahwa kolaborasi dengan Delong Steel tidak hanya akan mengoptimalkan aset lahan yang dimiliki perusahaan, tetapi juga membawa transfer teknologi dan pengetahuan. Lahan yang disiapkan dinilai sangat layak untuk mendukung pembangunan pabrik baru Delong Steel.
Pabrik ini direncanakan tidak hanya akan memproduksi baja berkualitas tinggi, tetapi juga berpotensi mengembangkan green steel atau baja ramah lingkungan. Visi utama Krakatau Steel adalah merevitalisasi industri baja nasional dan menjadikan Cilegon sebagai barometer industri baja di Asia Tenggara yang ramah lingkungan.
Komentar
Posting Komentar