Mengapa Ayam Petelur Bisa Berproduksi Setiap Hari?

Featured Image

Mengapa Ayam Peternakan Bisa Bertelur Setiap Hari?

Telur adalah salah satu makanan yang kaya akan protein, mineral, dan vitamin. Harganya terjangkau, sehingga banyak orang mengonsumsinya setiap hari. Namun, tahukah kamu bahwa telur yang kita konsumsi berasal dari ayam betina yang tidak dibuahi oleh ayam jantan? Oleh karena itu, telur tersebut tidak bisa berkembang menjadi anak ayam meskipun dierami atau ditempatkan di ruang inkubasi.

Selain itu, ada hal menarik lainnya tentang ayam peternakan. Mereka bisa bertelur setiap hari, berbeda dengan hewan bertelur lainnya di alam. Mengapa demikian? Mari kita cari tahu jawabannya bersama.

Kapan Ayam Peternakan Mulai Bertelur?

Ayam peternakan memiliki berbagai jenis, seperti ayam leghorn, ISA brown, dan Rhode Island Red. Setiap jenis memiliki waktu mulai bertelur yang berbeda. Secara umum, ayam petelur mulai bertelur pada usia 5—6 bulan. Beberapa jenis bahkan sudah mulai bertelur sejak usia 19—28 minggu. Namun, beberapa jenis ayam membutuhkan waktu lebih lama, misalnya ayam silkie butuh waktu 9 bulan, sedangkan ayam barnevelder butuh 8—10 bulan.

Setelah masa bertelur, ayam biasanya berhenti menghasilkan telur saat mencapai usia 6—7 tahun. Namun, ada juga jenis ayam yang berhenti lebih cepat, seperti ayam lohmann brown, golden comet, dan araucana. Mereka mulai berhenti bertelur pada usia 1—3 tahun karena sudah mulai bertelur sejak usia 16—19 minggu.

Beberapa tanda menunjukkan bahwa ayam akan segera bertelur, seperti perubahan warna jengger dan pial menjadi merah cerah, aktivitas yang meningkat, nafsu makan yang lebih besar, serta kebiasaan berjongkok layaknya sedang kawin. Ketika tanda-tanda ini muncul, peternak biasanya memberikan cahaya yang cukup di sekitar kandang dan mengganti pakannya sesuai kebutuhan.

Berapa Lama Siklus Bertelur Ayam Peternakan?

Rata-rata, ayam petelur mampu menghasilkan satu telur dalam waktu 24—26 jam. Dalam kasus yang sangat jarang, ayam bisa menghasilkan dua telur dalam satu hari. Tahunan, seekor ayam petelur bisa menghasilkan sekitar 300 telur. Angka ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mempercepat maupun menghambat proses bertelur.

Berbeda dengan ayam liar, yang hanya bertelur saat kondisi lingkungan mendukung dan sumber makanan cukup. Ayam liar biasanya "mengecilkan" ovarium mereka ketika tidak dalam musim kawin karena produksi telur membutuhkan energi yang besar. Namun, kedua jenis ayam (peternakan dan liar) tetap bertelur tanpa adanya jantan yang membuahi telur tersebut selama masih dalam periode bertelur.

Kenapa Ayam Peternakan Bisa Bertelur Terus-Menerus?

Proses ini terjadi karena campur tangan manusia dalam pemeliharaan ayam. Gen bernama thyroid-stimulating hormone receptor (TSHR) yang bertanggung jawab atas produksi telur telah diselidiki dan dipilih oleh manusia sejak abad ke-19. Meski pada masa itu ilmu pengetahuan belum berkembang, manusia mengamati ayam-ayam yang bertelur lebih cepat dan memilih untuk mengembangbiakkan mereka.

Seiring waktu, proses seleksi ini menghasilkan keturunan dengan gen TSHR yang kuat, sehingga ayam peternakan modern mampu bertelur secara terus-menerus. Proses ini juga membentuk berbagai jenis ayam petelur yang sesuai dengan lokasi geografis, hasil produksi, dan cara perawatan.

Dengan begitu, kita belajar bahwa campur tangan manusia dapat memengaruhi genetik dan perilaku hewan yang awalnya liar. Proses domestikasi ini membutuhkan waktu, ilmu pengetahuan, dan pengalaman. Siapa sangka, dari sebutir telur yang sering kita masak, kita bisa belajar banyak hal.

Komentar