Pelindo Catat Kenaikan 13,64 Persen Arus Peti Kemas Ekspor Impor Semester I

Pelindo Catat Kenaikan 13,64 Persen Arus Peti Kemas Ekspor Impor Semester I

Peningkatan Arus Peti Kemas di Terminal Pelindo Terminal Petikemas

Pada semester pertama tahun 2025, jumlah arus peti kemas ekspor dan impor (internasional) melalui terminal PT Pelindo Terminal Petikemas mengalami peningkatan signifikan. Secara keseluruhan, tercatat sebanyak 2,1 juta TEUs (Twenty-foot Equivalent Units) peti kemas internasional, meningkat 13,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024 lalu yang hanya mencapai 1,8 juta TEUs.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menyampaikan bahwa baik peti kemas ekspor maupun impor sama-sama mengalami pertumbuhan. Jumlah peti kemas impor mencapai 998 ribu TEUs sementara untuk ekspor tercatat sebanyak 1,01 juta TEUs. Selain itu, arus peti kemas dalam negeri juga menunjukkan pertumbuhan, meskipun tidak sebesar tingkat pertumbuhan internasional. Hingga semester pertama tahun 2025, peti kemas domestik tercatat sebanyak 4,2 juta TEUs, tumbuh sekitar 4,86 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 4 juta TEUs.

Widyaswendra menjelaskan bahwa pertumbuhan peti kemas internasional di luar prediksi perusahaan karena adanya dinamika global yang penuh ketidakpastian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk reposisi peti kemas kosong (empty) ke sejumlah negara yang turut memengaruhi peningkatan arus tersebut. Beberapa terminal yang melayani peti kemas internasional juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan.

Secara keseluruhan, arus peti kemas (baik internasional maupun domestik) di lingkungan PT Pelindo Terminal Petikemas mencapai 6,3 juta TEUs, tumbuh 7,61 persen jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Pertumbuhan ini sejalan dengan aktivitas sektor pelayaran internasional yang kembali menggeliat, terutama di jalur-jalur strategis seperti Indonesia–China.

Meski pertumbuhan arus peti kemas tidak merata di semua rute perdagangan, secara umum menunjukkan peningkatan yang konsisten. Salah satu perusahaan pelayaran yang merasakan dampak positif adalah Ocean Express Network (ONE), perusahaan pelayaran asal Jepang yang melayani beberapa pelabuhan ekspor-impor di Indonesia. Presiden Direktur ONE Indonesia, Keishin Watanabe, menyebutkan bahwa pertumbuhan mereka pada paruh pertama tahun 2025 berkisar antara 3 hingga 5 persen. Ia juga yakin bahwa untuk sejumlah rute tertentu, angka pertumbuhannya bahkan lebih tinggi, salah satunya adalah jalur pelayaran antara Indonesia dan China yang mencatat lonjakan signifikan.

Pacific International Lines (PIL), perusahaan pelayaran asal Singapura, juga merasakan optimisme serupa. Dengan meningkatnya arus perdagangan, khususnya antara Indonesia dan China, PIL membuka layanan langsung baru bernama North China Indonesia (NCI). Rute NCI menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di China dengan Indonesia, dengan pelayaran perdana yang berlangsung pada awal bulan ini. Layanan ini melibatkan dua terminal besar di Indonesia, yakni TPK Koja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS) di Tanjung Perak (Surabaya).

Dengan layanan NCI, arus logistik antarnegara diharapkan dapat berlangsung lebih efisien tanpa harus melewati pelabuhan transit di negara ketiga.

Data dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) serta Supply Chain Indonesia (SCI) menunjukkan bahwa sektor transportasi dan pergudangan, yang menjadi tulang punggung logistik, menyumbang 6,08 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada semester pertama tahun ini. Pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 9,01 persen (year-on-year), menjadikannya salah satu sektor dengan laju pertumbuhan tercepat.

Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan sepanjang tahun 2025 sektor ini akan tumbuh 8,56 persen dengan nilai kontribusi sekitar Rp1.517 triliun atau setara 6,49 persen dari total PDB. CEO SCI, Setijadi, menjelaskan bahwa pertumbuhan logistik tahun ini turut didorong oleh pergerakan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, serta industri pengolahan, terutama makanan dan minuman. “Sektor perdagangan juga memberikan kontribusi signifikan terhadap lonjakan aktivitas logistik,” pungkas Setijadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramalan Zodiak Gemini dan Cancer 8 Juli 2025: Cinta, Karir, Kesehatan, Keuangan

Ramalan Zodiak Leo dan Virgo 8 Juli 2025: Cinta, Karir, Kesehatan, dan Keuangan

Ramalan Zodiak Sagitarius dan Capricorn 8 Juli 2025: Cinta, Karir, Kesehatan, Keuangan