
Langkah-Langkah Pertolongan Pertama pada Korban Tersengat Listrik
Dalam situasi darurat, kita mungkin tidak langsung menyadari bahwa seseorang di sekitar kita sedang tersengat listrik. Kondisi ini bisa terjadi tanpa suara atau teriakan karena korban kerap tidak mampu melepaskan diri dari sumber listrik. Jika tidak segera ditangani, sengatan listrik berisiko menyebabkan luka bakar serius, gangguan jantung, hingga kematian. Oleh karena itu, kewaspadaan dan respons cepat sangat menentukan keselamatan jiwa korban.
Pertolongan pertama pada korban tersengat listrik wajib dilakukan dengan hati-hati, terutama pada listrik tegangan tinggi. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
Tegangan Tinggi
Salah satu contoh sumber listrik tegangan tinggi adalah kabel di tiang listrik yang umumnya terletak di pinggir jalan. Listrik tegangan tinggi bisa membuat seseorang terpental hingga jarak 18 meter atau lebih. Jika korban yang tersengat listrik berada di dekat sumber listrik tegangan tinggi, jangan didekati. Jaga jarak minimal 25 meter dan segera hubungi petugas untuk mematikan aliran listrik sepenuhnya.
Tegangan Rendah
Apabila melihat seseorang tersengat listrik bertegangan rendah, segera putuskan kontak antara korban dan sumber listrik. Jika kondisi aman dan memungkinkan, putuskan aliran listrik dengan mematikan sakelar utama, mencabut steker, atau melepaskan kabel menggunakan alat seperti kunci inggris. Bila tidak memungkinkan, jauhkan sumber listrik dari korban menggunakan benda dengan konduktivitas rendah.
Berdirilah di atas permukaan isolator (tidak menghantarkan listrik) seperti buku, koran, atau alas karet. Gunakan alat panjang seperti sapu kayu atau pengait khusus penyelamat untuk mendorong sumber listrik atau anggota tubuh korban agar terlepas dari arus listrik. Perlu diperhatikan, jangan menyentuh korban jika Anda belum mematikan sumber listrik atau tidak bisa memisahkannya dari aliran listrik. Sebab, aliran listrik masih dapat merembet jika Anda menyentuh korban.
Periksa Kondisi Korban
Untuk meningkatkan peluang korban bertahan hidup, segera periksa tingkat respons mereka. Dengan memberikan pertolongan yang tepat melalui respons korban, Anda bisa menyampaikan informasi akurat kepada petugas ambulans saat mereka datang. Beberapa cara untuk memastikan respons korban, seperti:
- Ucapkan, “Halo, apakah Anda mendengar saya?” dan panggil namanya, jika Anda tahu
- Minta korban membuka mata
- Jepit cuping telinga atau tepuk bahunya dengan lembut
- Segera berteriak meminta tolong
Jangan pindahkan korban kecuali situasinya membahayakan. Jika korban merespons, segera hubungi layanan darurat. Namun, apabila korban tidak merespons, pertolongan pertama adalah memastikan jalan napas korban terbuka dan memeriksa apakah ia bernapas atau tidak.
Cara untuk memastikan jalan napas korban dengan mengangkat dagu korban dan miringkan kepala ke belakang untuk membuka jalan napas dan mencegah lidah menutup tenggorokan. Jika posisi korban menyulitkan, baringkan dengan posisi telentang. Periksa mulut korban dan bersihkan apabila ada sumbatan yang terlihat.
Apabila Anda mendapati korban tidak bernapas secara normal, panggil ambulans atau layanan kesehatan terdekat. Saat menelepon layanan darurat, jangan menutup telepon sampai operator yang mengakhiri panggilan. Pastikan terlebih dahulu apakah korban bernapas sebelum berbicara agar petugas dapat menentukan prioritas penanganan dengan tepat.
Selain itu, Anda bisa melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru jika korban tidak merespons dan tidak bernapas secara normal. Cara melakukannya, yakni:
- Baringkan korban telentang di permukaan yang keras dan datar
- Letakkan satu tangan di atas tangan lainnya, lalu posisikan di tengah dada korban
- Lakukan 30 kali kompresi dada sedalam 4–5 cm dengan kecepatan 100–120 kali per menit. Pastikan tekanan dan pelepasannya berlangsung seimbang
- Setelah 30 kompresi, buka jalan napas korban dengan memiringkan kepala dan mengangkat dagu
- Jepit hidung korban menggunakan ibu jari dan telunjuk Anda
- Tiup perlahan ke mulut korban selama sekitar satu detik hingga dada terlihat mengembang. Jika tersedia, gunakan alat bantu seperti pelindung wajah
- Lepaskan mulut Anda, biarkan dada korban turun, lalu hirup udara segar. Ulangi tiupan satu kali lagi hingga total dua napas penyelamatan
- Jika dada tidak mengembang setelah napas kedua, lanjutkan kembali dengan 30 kompresi dan ulangi pemberian 2 napas
- Pastikan tangan tetap berada di posisi yang benar di dada, lalu lanjutkan kompresi sebanyak 30 kali.
Tips Mencegah Tersengat Listrik
Ada beberapa cara untuk mencegah tersengat listrik. Cara ini dapat diterapkan untuk mengantisipasi kita memakai peralatan elektronik atau untuk meningkatkan kewaspadaan pada suatu barang elektronik yang sedang rusak. Berikut tata caranya:
- Jangan pernah menyentuh peralatan yang menyebabkan sensasi "kesemutan" atau sengatan listrik hingga teknisi memperbaikinya
- Ganti sakelar dan titik listrik yang rusak, lalu tutupi sambil menunggu teknisi listrik
- Jangan menumpuk colokan listrik, karena dapat membebani titik listrik dan menyebabkan kebakaran
- Matikan semua peralatan pemanas jika listrik padam. Kebakaran dapat terjadi jika listrik kembali menyala secara tiba-tiba
- Matikan sebelum mencabut colokan. Pegang colokannya, bukan kabelnya
- Ajarkan kepada anak-anak bahwa stopkontak dan peralatan listrik bukanlah mainan
- Jangan menyentuh peralatan atau sakelar dengan tangan basah
- Jangan tinggalkan peralatan di dekat bak mandi atau baskom, dan cabut peralatan tersebut dari stopkontak setelah digunakan
Komentar
Posting Komentar