Tempat Ibadah Hindu di Jakarta Barat Ditutup Sementara

Featured Image

Penutupan Sementara Kuil Murugan di Jakarta Barat

Kuil Murugan, yang terletak di Jalan Bedugul Raya, Kalideres, Jakarta Barat, mengalami penutupan sementara. Tempat ibadah ini menjadi sorotan setelah viral di media sosial dan dikunjungi ribuan pengunjung dalam waktu singkat.

Pada Rabu (23/7/2025), petugas keamanan membatasi akses masuk bagi rombongan pengunjung umum. Pengelola kuil juga memasang spanduk pemberitahuan bahwa tempat tersebut ditutup untuk sementara. Dalam spanduk tersebut, disampaikan permintaan maaf kepada seluruh pengunjung. Alasan penutupan adalah adanya acara ibadah dan pekerjaan konstruksi lift.

Meskipun demikian, umat Hindu dan Buddha tetap diperbolehkan beribadah di kuil tersebut. Pihak pengelola menegaskan bahwa aktivitas ibadah tetap berjalan seperti biasa.

Kuil Murugan, yang merupakan tempat ibadah baru bagi umat Hindu dan Buddha di Jakarta, menarik perhatian masyarakat setelah foto-foto dan videonya viral di media sosial. Kuil yang memiliki arsitektur khas Hindu-India ini menjadi pusat perhatian karena keindahannya dari berbagai sudut.

Video yang diunggah oleh akun @jakartabarat24 jam pada Minggu (20/7/2025) menunjukkan antrean panjang warga di depan anak tangga menuju rooftop kuil. Mereka berdesak-desakan demi bisa masuk dan berfoto di kuil yang dikelola Yayasan Shri Sanathana Dharma Aalayam.

Hingga saat ini, pengelola belum bisa menentukan kapan kuil akan kembali dibuka untuk umum. Ketua Umum Yayasan Shri Sanathana Dharma Aalayam, Selwendren, menjelaskan kondisi yang terjadi di lapangan. Ia mengatakan bahwa tidak menyangka kuil tersebut akan dikunjungi banyak orang dalam waktu bersamaan. Terlebih, dirinya baru pertama kali mengelola rumah ibadah.

Selwendren sangat berterima kasih atas antusias masyarakat yang senang dan memviralkan tempat ibadahnya. Namun, ia mengaku kewalahan ketika jumlah pengunjung meningkat tajam. Waktu kunjungan yang sempit, yaitu dari jam 12.30 hingga 16.00 WIB, membuat pengelola kesulitan mengendalikan jumlah pengunjung.

Antrean yang panjang menyebabkan masyarakat harus berjemur hingga area gerbang lantaran kapasitas kuil yang terbatas. Untuk menghindari hal ini, pihak pengelola akan melakukan pembatasan kunjungan menggunakan sistem pendaftaran online. Dengan sistem ini, semua masyarakat bisa menikmati arsitektur kuil tanpa harus berdesak-desakan dan mengantre di luar.

Untuk hari tertentu, pengelola akan membatasi jumlah pengunjung maksimal 200 orang per hari. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi antrean yang panjang dan mengganggu jalanan. Selain itu, pengunjung tidak akan terkena panas.

Meskipun penutupan sementara dilakukan, aktivitas ibadah di Kuil Murugan tetap berjalan normal. Umat Hindu yang hendak beribadah bisa datang antara pukul 06.30 hingga 12.30 dan pukul 16.00 hingga 20.00 WIB.

Selwendren menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk siapa pun masyarakat yang ingin berkunjung. Pembangunan kuil ini sebagian besar didanai oleh umat Muslim. Ia berharap kuil ini dapat dibuka kembali pada hari Senin.

Namun, ada aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua pengunjung. Seperti di masjid, pengunjung harus melepas alas kaki, mencuci kaki, dan melakukan ritual serupa dengan wudhu. Wanita yang sedang haid dilarang masuk, serta di dalam kuil dilarang mengonsumsi makanan hewani.

Kuil Murugan menjadi simbol penting toleransi beragama di Jakarta. Selain sebagai tempat ibadah, kuil ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan keagamaan seperti Thaipusam, ritual abhishekam, serta festival keagamaan lainnya. Keberadaannya memperkaya mozaik keberagaman Indonesia dan menegaskan bahwa pluralisme dapat hidup harmonis di tengah kota metropolitan.

Komentar