
Pentingnya Menjaga Berat Badan Ideal untuk Kesehatan Jangka Panjang
Menjaga berat badan tetap ideal merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat. Selain memengaruhi penampilan, berat badan yang berlebih dapat memberikan beban tambahan pada tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. Tubuh memiliki cara untuk memberi sinyal bahwa saatnya kamu harus lebih memperhatikan pola makan dan mulai menurunkan berat badan. Sinyal ini sering muncul dalam bentuk perubahan fisik maupun keluhan kesehatan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang bisa menjadi peringatan bahwa tubuhmu butuh diet penurunan berat badan:
1. Indeks Massa Tubuh (BMI) Terlalu Tinggi
Indeks massa tubuh atau BMI adalah cara umum untuk mengukur apakah seseorang memiliki berat badan sehat. BMI dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Di Indonesia, batas ambang BMI adalah sebagai berikut:
- Kurus: <17,0
- Kekurangan berat badan tingkat ringan: 17,0–18,4
- Normal: 18,5–25,0
- Kelebihan berat badan tingkat ringan: 25,1–27,0
- Kelebihan berat badan tingkat berat: >27,0
Seseorang dengan BMI di atas 25,0 sebaiknya berhati-hati dan dianjurkan untuk segera menurunkan berat badan. Orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas berisiko mengalami penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Namun, perlu diketahui bahwa BMI tidak memperhitungkan faktor-faktor penting seperti struktur tulang atau massa otot, sehingga kemungkinan tidak secara akurat mencerminkan kondisi sebenarnya.
2. Lingkar Pinggang yang Terlalu Besar
Lingkar pinggang juga menjadi indikator penting dari kesehatan tubuh. Lemak yang menumpuk di sekitar perut (lemak viseral) lebih berbahaya dibandingkan lemak di bagian tubuh lainnya. Lemak viseral bisa mengelilingi organ vital seperti hati, pankreas, dan usus, yang dapat menyebabkan inflamasi dan gangguan metabolisme. Batas aman lingkar perut normal untuk laki-laki adalah 90 cm dan untuk perempuan adalah 80 cm. Jika angkanya melebihi, maka disebut memiliki obesitas sentral, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan hipertensi.
3. Mendengkur yang Berlebihan
Mendengkur mungkin tampak seperti masalah tidur yang biasa, tetapi bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius, yaitu sleep apnea. Apnea tidur adalah gangguan tidur ketika saluran napas tersumbat berulang kali selama tidur, menyebabkan jeda napas dan penurunan oksigen dalam darah. Kelebihan berat badan, terutama lemak yang menumpuk di sekitar leher, bisa memperburuk kondisi ini. Apnea tidur tidak hanya mengganggu tidur malam yang nyenyak, tetapi juga bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan stroke. Menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi jumlah dan keparahan episode apnea tidur.
4. Merasa Lelah Secara Terus-Menerus
Kelelahan yang berkepanjangan tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang berjuang untuk berfungsi dengan baik. Kelebihan berat badan bisa membuat tubuh bekerja lebih keras, yang mengakibatkan rasa lelah yang terus-menerus. Hal ini juga bisa memengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan masalah tidur seperti sleep apnea. Selain itu, berat badan berlebih dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan kronis dalam tubuh, yang bisa berkontribusi pada rasa lelah.
5. Sendi Terasa Sakit
Berat badan yang berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi, terutama lutut, pinggul, dan punggung bawah. Hal ini bisa menyebabkan nyeri sendi dan memperburuk kondisi seperti osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit yang timbul akibat kerusakan jaringan tulang rawan yang melapisi tulang, sehingga tulang saling berbenturan ketika digerakkan. Menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan pada sendi dan mengurangi rasa sakit serta peradangan. Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan atau berenang, juga dapat membantu menjaga sendi tetap sehat dan kuat.
6. Memiliki Pradiabetes
Pradiabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Kondisi ini sering kali tidak memiliki gejala yang jelas, tetapi dapat dideteksi melalui tes darah rutin. Jika tidak ditangani, pradiabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2. Jika kamu didiagnosis dengan pradiabetes, segera lakukan perubahan gaya hidup, termasuk menurunkan berat badan, agar tidak sampai berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Menurunkan berat badan bukan hanya soal penampilan, tetapi lebih penting lagi, berkaitan dengan kesehatan jangka panjang. Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa tanda di atas, sebaiknya mulai mempertimbangkan untuk menurunkan berat badan.
Komentar
Posting Komentar