
Pengertian Anemia dan Penyebabnya
Anemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelelahan, lemas, pusing, dan sesak napas. Ada banyak jenis anemia, masing-masing disebabkan oleh faktor yang berbeda. Beberapa jenis bersifat sementara dan mungkin tidak memerlukan pengobatan, sedangkan jenis lainnya bersifat kronis dan membutuhkan perawatan jangka panjang.
Pengobatan Anemia Berdasarkan Jenisnya
1. Suplemen Zat Besi
Jika mengalami anemia defisiensi besi, tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin—protein yang membantu sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Mengonsumsi suplemen zat besi seperti ferrous sulfate dapat membantu memulihkan kadar zat besi. Dokter akan merekomendasikan dosis yang tepat untuk pasien. Untuk membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik, dokter mungkin juga menyarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin C pada saat yang sama. Vitamin C dapat meningkatkan jumlah zat besi yang diserap tubuh.
2. Suplemen atau Suntikan Vitamin
Anemia megaloblastik terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup vitamin B12 atau folat. Tanpa vitamin-vitamin ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang lebih besar dari biasanya dan tidak berfungsi dengan baik. Untuk mengobatinya, dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin B12 dan folat. Vitamin ini membantu tubuh menghasilkan sel darah merah yang sehat. Pada orang dengan anemia pernisiosa, suatu kondisi autoimun yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12, kemungkinan besar mereka memerlukan suntikan vitamin B12. Suntikan ini biasanya diberikan setiap hari atau setiap minggu hingga kadar vitamin B12 kembali normal. Dalam beberapa kasus, pasien dapat menyuntikkannya sendiri di rumah.
3. Erythropoiesis-Stimulating Agent (ESA)
Eritropoietin (EPO) adalah hormon yang diproduksi oleh ginjal yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal kronis, dapat mengurangi jumlah EPO yang diproduksi oleh ginjal. Jika kadar EPO terlalu rendah, tubuh tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah, yang menyebabkan anemia. Untuk mengobati anemia jenis ini, dokter mungkin meresepkan erythropoiesis-stimulating agent (ESA) yang dapat disuntikkan, yang merupakan versi sintetis dari EPO. Suntikan ini membantu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah yang sehat. Dalam beberapa kasus, pasien dapat menyuntikkannya sendiri di rumah.
4. Pengobatan untuk Kondisi yang Mendasar
Sering kali, mengobati kondisi yang mendasar yang memengaruhi produksi sel darah merah dapat membantu mengatasi gejala anemia. Ini dapat mencakup obat untuk mengobati kondisi peradangan, infeksi virus, atau beberapa jenis kanker.
5. Transfusi Darah
Pada transfusi darah, darah sehat diberikan kepada pasien melalui infus (intravena) yang dipasang di pembuluh darah vena. Ini dapat menggantikan darah yang hilang selama operasi atau cedera, atau dapat menyediakan darah jika tubuh tidak memproduksi cukup darah. Sebagian besar darah untuk transfusi berasal dari sumbangan donor sukarela. Dalam beberapa kasus, pasien dapat mengambil dan menyimpan darah sendiri sebelum operasi untuk digunakan jika diperlukan. Sebelum transfusi, dokter akan menguji darah untuk memastikan darah yang disumbangkan cocok. Prosedur ini biasanya memakan waktu 1 hingga 4 jam, dan pasien akan dipantau selama dan setelahnya. Transfusi darah sangat aman karena darah yang disumbangkan diuji dan ditangani dengan cermat. Namun, ada kemungkinan kecil terjadinya reaksi ringan hingga serius, seperti demam, masalah jantung atau paru-paru, aloimunisasi, reaksi langka sel darah putih yang didonorkan, dan terlalu banyak zat besi dalam tubuh akibat transfusi yang sering. Risiko terkena infeksi seperti hepatitis B, C, atau HIV dari transfusi sangat rendah berkat kontrol keamanan yang ketat.
6. Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang melibatkan transplantasi sel-sel yang ditemukan di sumsum tulang (sel induk) untuk meningkatkan pertumbuhan sel darah baru yang sehat. Ini mungkin merupakan pilihan untuk bentuk anemia aplastik yang parah, anemia yang terkait dengan penyakit sumsum tulang, talasemia, dan anemia sel sabit.
7. Perubahan Pola Makan
Mengubah pola makan dapat membantu mengatasi beberapa jenis kekurangan gizi. Ini dapat mencakup menambah lebih banyak makanan yang kaya akan zat besi dalam pola makan sehari-hari, atau makanan sumber vitamin B, folat, atau vitamin C.
8. Operasi
Operasi mungkin diperlukan untuk menghentikan pendarahan internal.
9. Suplemen yang Dijual Bebas
Beberapa suplemen yang dijual bebas dapat membantu mengatasi anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi atau vitamin. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun. Suplemen dapat menimbulkan efek samping atau berinteraksi dengan obat lain yang mungkin sedang dikonsumsi. Mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan juga dapat berisiko bagi kesehatan. Dokter dapat memberi tahu tentang dosis yang tepat dan seberapa sering mengonsumsinya dengan aman. Suplemen bebas umum yang dapat membantu mengatasi jenis anemia tertentu meliputi zat besi, vitamin B12, dan vitamin B9 (folat).
Komentar
Posting Komentar