Selain Diet Mono, Hindari Diet Ekstrem yang Berbahaya

Featured Image

Diet Ekstrem yang Bisa Mengancam Kesehatan

Banyak orang berusaha menurunkan berat badan atau menjaga bentuk tubuh ideal dengan mencoba berbagai jenis diet. Beberapa dari mereka bahkan memilih pola makan yang sangat ketat dan ekstrem, meskipun risikonya bisa sangat besar bagi kesehatan. Berikut ini beberapa jenis diet ekstrem yang sebaiknya dihindari.

1. Diet Bebas Gluten

Diet bebas gluten biasanya direkomendasikan untuk orang yang memiliki intoleransi gluten atau penyakit celiac. Namun, jika tidak ada alasan medis, diet ini justru bisa mengurangi asupan biji-bijian bergizi seperti serat, vitamin, dan mineral penting. Produk bebas gluten juga sering kali mengandung banyak gula, natrium, dan lemak jenuh yang tidak sehat. Bagi yang tidak memiliki kondisi khusus, lebih baik mengonsumsi makanan utuh seperti buah, sayur, roti gandum utuh, serta protein tanpa lemak.

2. Diet Paleo

Diet paleo mengacu pada pola makan manusia purba, yang terdiri dari daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan. Meski terlihat sehat, diet ini bisa berisiko karena rendah karbohidrat dan serat, sehingga menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, konsumsi daging mentah bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri. Jangka panjang, diet ini juga bisa menyebabkan kekurangan kalsium dan vitamin D yang berdampak buruk pada kesehatan tulang.

3. Diet Keto

Diet keto membatasi konsumsi karbohidrat hingga kurang dari 50 gram per hari dan meningkatkan asupan lemak. Meskipun efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek, diet ini bisa menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, mual, dan penurunan massa otot. Jika dilakukan terlalu lama, risikonya meliputi gangguan jantung, ginjal, serta kesulitan berpikir. Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes atau gangguan hati sebaiknya menghindari diet ini.

4. Diet Mayo

Diet mayo fokus pada pembatasan garam dan karbohidrat. Namun, efek penurunan berat badan yang terjadi umumnya hanya sementara, karena hilangnya cairan tubuh bukan karena pembakaran lemak. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi.

5. Diet HCG

Diet HCG menggunakan obat human chorionic gonadotropin (HCG) bersama dengan pembatasan kalori yang sangat ketat. Studi menunjukkan bahwa obat ini tidak efektif untuk menurunkan berat badan dan bisa menyebabkan efek samping seperti kelelahan, depresi, dan gangguan metabolisme. Selain itu, risiko pembekuan darah juga meningkat.

6. Diet Cuka Sari Apel

Beberapa orang mengonsumsi cuka sari apel sebelum makan untuk menekan nafsu makan. Meski aman dalam jumlah kecil, konsumsi jangka panjang bisa mengganggu kerja insulin dan obat tekanan darah. Selain itu, asam tinggi dalam cuka bisa merusak tenggorokan dan menyebabkan hipoglikemia.

7. Diet Kafein

Minum kopi secara berlebihan bisa menekan nafsu makan dan membakar kalori, tetapi tidak cukup untuk menurunkan berat badan secara signifikan. Kafein berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah, membuat perut mual, dan menyebabkan susah tidur. Akibatnya, berat badan bisa naik lagi setelahnya.

8. Diet Sup Kubis

Meski sup kubis sendiri sehat, diet ini sangat ketat dan membatasi asupan kalori hanya sekitar 1.000 per hari. Hal ini bisa menyebabkan tubuh masuk ke mode kelaparan, sehingga metabolisme melambat dan justru menghambat penurunan berat badan.

Dengan demikian, penting untuk memilih pola makan yang seimbang dan sehat, bukan hanya sekadar menurunkan berat badan secara cepat. Kesehatan jangka panjang harus menjadi prioritas utama.

Komentar